Halaman

Rabu, Maret 07, 2012

Mencintai Allah Dan Mengikuti Rasulullah

Oleh: ABI AZKA AR RIFA’I

Mahabbatullah atau mencintai Allah, seringkali terbaca oleh mata kita atau minimal pernah terdengar oleh telinga kita. Akan tetapi realisasi dari mencintai Allah ini tidaklah segampang dan semudah yang kita dengar. Allah adalah zat wajibul wujud yang ghaib mutlak, yang esensinya tidak bisa didekati dengan rasio namun dapat dirasakan dengan keimanan.

Mencintai yang ghaib dan tidak terlihat adalah sesuatu hal yang sulit, oleh karenanya dibutuhkan kesadaran yang penuh akan kemahaan Allah swt.

Allah Azza Wa jalla sendiri mengajarkan dengan sangat gamblang tentang bagaimana kita harus mencintainya
ْﻞُﻗْﻥِﺇْﻢُﺘْﻨُﻛ
َﻥﻮُّﺒِﺤُﺗَﻪَّﻠﻟﺍ
ﻲِﻧﻮُﻌِﺒَّﺗﺎَﻓ
ُﻢُﻜْﺒِﺒْﺤُﻳُﻪَّﻠﻟﺍ
ْﺮِﻔْﻐَﻳَﻭْﻢُﻜَﻟ
ْﻢُﻜَﺑﻮُﻧُﺫُﻪَّﻠﻟﺍَﻭ
ٌﻢﻴِﺣَﺭ ٌﺭﻮُﻔَﻏ
Katakanlah, Jika kalian mencintai Allah maka ikutilah aku maka Allah akan mencintai kalian dan mengampuni segala dosa kalian dan Allah maha pengampun lagi maha penyayang (Ali Imron:31)

Mustahil dapat mencintai Allah tanpa mengikuti dan mencintai Nabi Muhammad Saw. Nabi adalah utusan khusus Allah Swt yang bertugas untuk membacakan firman-firmanNya, sehingga mencintai sang utusan merupakan manifestasi dari mencintai sang pengutus.

Seorang tabiin besar yang bernama Sahl pernah berkata :
ﺔﻣﻼﻋﺐﺣﻪﻠﻟﺍﺐﺣ
ﻥﺃﺮﻘﻟﺍﺔﻣﻼﻋﻭ
ﺎﻤﻬﺒﺣﺐﺣﻲﺒﻨﻟﺍ
ﺔﻣﻼﻋﻭﻪﺒﺣﺐﺣ
ﺔﻨﺴﻟﺍﺔﻣﻼﻋﻭ
ﺎﻬﺒﺣﺐﺣﺓﺮﺧﻻﺍ
ﺔﻣﻼﻋﻭﺎﻬﺒﺣﺾﻐﺑ
ﺔﻣﻼﻏﻭﺎﻴﻧﺪﻟﺍ
ﺎﻬﻀﻐﺑﻥﺃﻻﺬﺧﺄﺑ
ﺎﻬﻨﻣﻻﺍﺍﺩﺍﺯ
ﺓﺮﺧﻻﺍ ﻲﻟﺍ ﺔﻐﻠﺑﻭ
Tanda cinta kepada Allah adalah mencintai Al-Qur’an, dan tanda cinta kepada keduanya adalah mencintai Nabinya. Tanda mencintai nabi adalah mencintai sunnah dan tanda mencintai sunnah adalah mencintai akherat, tanda mencintai akherat adalah benci kepada dunia dan tanda membenci dunia adalah hanya mengambil dunia untuk bekal dan pengantar menuju akherat.

Dari perkataan sahl ini sangat jelas bahwa implikasi dari rasa cinta kepada Allah adalah mengikuti semua ajaran Nabi saw dan menjadikan akherat sebagai tujuan hidup. Dunia hanyalah wasilah saja untuk menggapai kebahagiaan akherat.

Refleksi cinta kepada Allah akan terpancar lewat aktifitas bathin yang disebut IMAN dan aktifitas lahir yang disebut ISLAM.

Bagi para pecinta Allah, menjalankan semua perintah dan menjauhi laranganNya bukanlah suatu beban, namun merupakan sebuah kenikmatan tersendiri sebab ia mampu melaksanakan apa saja yang diinginkan kekasihnya.

Jadi sebuah kebohongan besar apabila ada orang mengaku cinta kepada Allah namun gemar berbuat dosa. Ibnu Alwan berkata, “siapapun yang mengaku mencinta tiga hal tanpa melakukan tiga hal maka ia dusta.”

1. Siapapun yang mengaku mencintai Allah tanpa menjaga diri dari perbuatan dosa maka ia telah berdusta.

2. Siapapun yang mengaku mencintai Rasulullah tanpa mencintai orang faqir maka ia telah berdusta.

3. Siapapun yang mengaku mencintai surge tanpa menginfakkan hartanya, maka ia telah berdusta.

Semua cinta butuh bukti, dan bukti terhebat dari mencintai Allah adalah mengikuti semua yang di ajarkan oleh Rasulullah.

Wallahu a’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan di tunggu komentarnya demi memperbaiki blog ini!!!

Label

Diberdayakan oleh Blogger.